Sabtu, 19 Maret 2016

thumbnail

Tips Peluang Usaha Persiapan Saat Pensiun

Sudahkah Anda menemukan peluang usaha saat pensiun?. Usaha persiapan pensiun dijaman sekarang harus mulai menimbangnya dari usia mudah. Disini saya akan memberikan tips peluang usaha persiapan saat pensiun Anda nantinya. Usaha persiapan pensiun merupakan peluang usaha apa yang cocok dijalankan saat pensiun nanti. Bekerja memang membutuhkan kesabaran dan terkadang kita ingin untuk segera merasakan masa pensiun. Tentu saja, setelah masa pensiun, Anda harus tetap aktif melakukan berbagai kegiatan, baik kegiatan sosial maupun usaha yang dapat menghasilkan.

Tips Peluang Usaha Persiapan Saat Pensiun

Usaha persiapan pensiun itu harus dipersiapkan sejak usia mudah. Peluang usaha setelah atau saat pensiun, masa pensiun sering kali di identikkan dengan masa yang sudah tidak produktif lagi, baik itu dalam aktivitas keseharian maupun aktivitas kerja. Banyak orang belum siap melepas kebiasaan aktivitas kerjanya. Masalah besar yang akan dihadapi seseorang saat memasuki masa pensiun adalah hilangnya aktivitas sehari-hari selain berkurangnya pendapatan. Dimasa pensiun semua orang ingin memiliki penghidupan yang layak. Tapi ada hal yang membuat Anda menjadi bangkrut total saat pensiun nanti.

Survei yang pernah dilakukan harian Kompas merilis fakta yang amat muram "90 % karyawan Indonesia secara finansial tidak siap menghadapi masa tua saat pensiun kelak". Gaji yang kurang maknyus, jarang melakukan investasi, dan tabungan yang serba terbatas bisa membuat masa depanmu benar-benar suram. Anda terpuruk dalam nestapa persis saat usia Anda sudah tidak produktif lagi. Slogannya menjadi amat pahit "saat muda kerja keras banting tulang, lembur dengan gaji pas-pasan tapi saat tua sakit-sakitan dan sengsara karena nol investasi". Inilah penyebab masa depan yang kelam bagi sebagian besar karyawan Indonesia dalam menatap usia pensiunnya. Mari coba kita hitung ulang berapa biaya hidup yang Anda butuhkan saat kelak usia Anda 55 tahun dan masuk masa pensiun. Asumsi saat ini usia Anda masih 30 tahun. Dan biaya hidup sekarang hanya 5 juta/bulan. Ukuran yang sangat minim, karena saya pernah menghitung biaya hidup yang memadai adalah Rp 15 juta/bulan. Okelah, anggap biaya hidup Anda sekarang hanya 5 juta/bulan. Laju inflasi per tahun 6% – ini adalah rata-rata inflasi tahunan kita selama 5 tahun terakhir.

Dengan biaya hidup saat ini 5 juta, usia Anda sekarang 30 tahun, dan laju inflasi tahunan 6%, maka biaya hidup saat usia Anda 55 tahun sudah naik menjadi Rp 21,5 juta/bulan. Kenapa naik jadi 21 jutaan?. Karena inflasi setahun 6%. Biaya hidup kan memang naik setiap tahun karena inflasi. Kalau dihitung : dengan inflasi 6%/tahun, maka dalam 15 tahun ke depan biaya hidup 5 juta itu akan naik menjadi 21,5 juta/bulan. Artinya saat usia Anda 55 tahun, dan pensiun, biaya hidup yang Anda butuhkan 21,5 juta/bulan. Ini dengan asumsi biaya hidup Anda sekarang HANYA 5 juta/bulan.

Rata-rata harapan hidup orang Indonesia sekarang adalah 75 tahun. Artinya Anda masih perlu 20 tahun untuk menyiapkan biaya hidup. Jadi total biaya hidup yang Anda perlukan untuk pensiun dengan nyaman adalah : Rp 21,5 juta/bulan x 12 (bulan) x 20 (tahun) = Rp 5.1 milyar. Banyak sekali bukan??. Wajar jika mayoritas pekerja Indonesia tidak siap menghadapi masa depan. Dan lalu kebanyakan “lari dari kenyataan”. Cara paling elegan untuk lari dari kenyataan adalah dengan kalimat seperti ini : “Yah, biarkan hidup mengalir saja mas….”. Ya kalau mengalirnya ke Samudra Atlantik. Keren..!!. Kalau mengalirnya ke Septic Tank ?? Modyar koen. Atau kalimat lain yang lebih heorik “Matematikanya Allah tidak seperti itu mas….”. Kalimat ini hanya punya makna jika yang mengucapkan bergerak mengubah nasib dengan KREATIVITAS dan KOMPETENSI.

Yang fatal adalah jika kalimat indah itu digunakan untuk menutupi ketidakmampuan dirinya untuk mengubah nasib. Untuk menutupi kemalasan dirinya dan lalu berlindung dibalik kalimat yang mulia. Malaikat yang mencatat amalan manusia mungkin jadi bingung "si Fulan ini bagaimana, menyebut-nyebut nama Tuhan, tapi malas mengubah nasib dan membiarkan dirinya terjebak nestapa dengan gaji yang pas-pasan". Kenapa si Fulan membiarkan dirinya terjebak kenestapaan saat usianya tua, karena 3 alasan berikut ini. Berikut 3 hal yang layak dikenang, saat kita mengucap kalimat : “rezeki selalu punya jalannya sendiri-sendiri”.
1. No Investment.
Banyak orang menjadi nyungsep saat tua, karena di saat muda tidak pernah melakukan investasi. Mungkin karena memang penghasilannya pas-pasan sehingga nyaris tidak tersisa untuk investasi. Atau mungkin hidupnya agak boros "ambil kredit mobil meski gaji tak seberapa", "beli gadget yang paling bagus meski gaji pas-pasan". Sekarang, saya mau memberi hitungan bedanya investasi saat usia muda dan usia tua. Misal usia Anda 25 tahun, dan investasi 10 juta, dengan return on investment sebesar 15% per tahun (ini rata-rata hasil investasi di reksadana. Di properti juga sama bahkan lebih besar). Dengan return 15% per tahun, maka pada saat usia 55 tahun, dana 10 juta yang Anda investasikan di usia 25 tahun itu sudah akan berkembang menjadi Rp 662 juta. Inilah the magic of investment. Sementara jika Anda investasi 10 juta saat usia 35 tahun, maka hasilnya hanya akan menjadi Rp 166 juta saat usia 55. Dan kalau invest di usia 40, maka hasilnya hanya akan menjadi Rp 81 juta. Anda lihat sendiri perbedaannya. Betapa jauhnya hasil yang Anda akan dapat saat invest di usia 25, 35 atau 40 tahun. Maka makin muda usia, melakukan investasi, makin bagus. “Aduh mas….uangnya sudah habis buat beli gadget mas. Ndak ada lagi untuk investasi”. Lhah bagaimana sampeyan bisa makmur kalo konsumtif kayak gitu.

2. Stuck and No Action.
Banyak orang yang nyungsep di saat menjelang tua karena tabungan pas-pasan. Dan kenapa tabungan pas-pasan, mungkin karena penghasilannya belum begitu memadai. Problemnya "banyak orang yang mungkin merasa stuck dengan pekerjaannya (gaji sedikit, karirnya sembelit) namun tidak berani melakukan action". Mengeluh ya, namun action-nya nol. Plus sambil terus melamun tapi tetap “tidak bergerak untuk mengubah nasib”. (Kapan Le sampeyan sugihe, nek isone mung sambat karo ngalamun….). "Tuhan tidak akan mengubah nasibumu, jika Anda tidak bergerak mengubah nasib". Nasibmu juga akan tetap stagnan, kalau bisanya hanya bilang ”matematikanya Allah tidak seperti itu mas”, namun tidak berani melakukan action terobosan untuk percepatan rezeki yang barokah. Kenapa tidak bisa action?. Mungkin karena kompetensinya abal-abal. Dan kenapa kompetensi nyungsep? Mungkin karena alasan yang ketiga berikut ini.

3. No Learning Resiliency.
Banyak orang menjadi stagnan nasibnya karena tidak mau terus mempertajam skills dan kreativitasnya. Ingat, perubahan nasib hanya bisa dipahat saat engkau punya skills dan kreativitas yang cetar membahana. Problemnya, banyak orang malas mengembangkan dirinya karena terjebak dalam “comfort zone yang penuh dengan kenestapaan”. Maksudnya, lebih banyak asyik membuang waktu untuk hal-hal yang tidak produktif. Misal : menghabiskan waktu berjam-jam untuk browsing, main FB, dan chatting di puluhan grup BBM/WA – yang acap isinya sama sekali tidak relevan dengan penguatan skills dalam bidangnmu. Atau yang lebih kelam malah sibuk membahas informasi sampah di social media yang kadang sarat dengan emosi, saling hujat dan kebencian. Dan tidak ada korelasinya dengan perubahan nasibmu. Tanpa sadar, waktu untuk cek smartphone dan notifikasi penuh distraksi itu mungkin banyak merenggut waktu produktifmu untuk belajar.

Solusinya simple "lacak skills yang amat krusial bagi arah hidupmu". Lalu fokus gunakan waktu luangmu untuk belajar peningkatan skills itu. Dan bukan buang-buang waktu untuk hal-hal yang tidak perlu. Tiga hal ini layak untuk Anda renungkan demi masa tuamu dan demi masa depanmu.
1. No investment.
2. Stuck and no action.
3. No learning resiliency.
Tiga hal ini yang bisa membuat masa tua-mu muram terpelanting sunyi dalam kenestapaan. Dalam perih dan duka lara. Sudah siapkah Anda untuk pensiun?. Apa yang sudah Anda siapkan untuk masa pensiun anda?.

Ada berbagai pilihan bisnis/peluang usaha yang bisa Anda geluti saat pensiun. Akan tetapi saking banyaknya pilihan bisnis, kita sering kali bimbang dalam  menentukan bisnis apa yang mau dijalakan. Lain halnya jika para pensiunan sudah mulai merintis usaha sejak masih usia mudah, pastinya akan ada satu peluang bisnis yang menjadi pilihannya. Hari gini sudah jaman orang mulai menimbang peluang berbisnis menjelang pensiun. Sudah pensiun tapi masih ingin menghasilkan uang. Kalau kita hanya mengandalkan pensiun dari uang pensiunan maka kita harus siap bangkrut total saat pensiun nanti.

Tips peluang usaha persiapan saat pensiun adalah pilihlah bisnis/peluang usaha yang cocok dijalankan di masa tua dan yang bisa Anda geluti saat pensiun nanti. Karena Anda akan membutuhkan peluang usaha sampingan yang cocok untuk dijalankan saat Anda pensiun nanti. Ada banyak peluang usaha untuk pensiun yang memberikan keuntungan untuk Anda. Berbicara mengenai peluang bisnis menjelang pensiun pada saat ini tentu Anda sendiri bisa dengan mudah menemukan beberapa jenis usaha yang cocok untuk Anda. Meskipun demikian, memulai bisnis setelah pensiun bukanlah perkara yang mudah. Pelaku usaha tidak membutuhkan persiapan khusus untuk bisa menghapi masa pensiun. Jadi tips menghadapi masa pensiun diantaranya dengan mempersiapkan usaha sampingan atau melakukan kegiatan lain yang dapat menghasilkan uang. Ketika mulai berbisnis usaha di masa pensiun sebaiknya Anda mulai mencari peluang usaha yang berkaitan dengan hobi Anda. "Peluang usaha rumahan layak untuk dilirik bagi pensiunan yang ingin mendapatkan usaha menguntungkan". Seperti beternak, buka grosir baju di rumah, usaha distributor atau seller, dll. Waktu luang yang relatif lebih panjang serta modal usaha yang cukup tersedia, memudahkan para pensiunan untuk merintis peluang usaha rumahan ini.



Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

1 Comments